welcome in mai pages

bagaimana pun pendapat kamu tentang blog mai,
mai berharap blog yang mai buat berguna buat kamu

Senin, 22 Oktober 2007

Deteksi Gen Kanker pada Embrio

Mungkin di masa depan, penyakit-penyakit yang berisiko diturunkan kepada anak-cucu seperti kanker sudah tidak ada lagi. Karena para ahli di Inggris telah mampu untuk melakukan skrinning (tapisan) untuk mendeteksi embrio (penyatuan sel telur dan sperma) untuk bayi tabung, apakah mengandung mengandung gen kanker yang merugikan.
Kanker seperti kanker usus ada yang secara genetika dapat diturunkan dari orangtua ke anak. Jika orangtua membawa gen tersebut maka sang anak mempunyai kemungkinan sebesar 50% untuk menderita penyakit yang dibawa oleh gen tersebut. Gen itu akan menyebabkan kanker usus besar saat si anak memasuki dewasa.
Tehnik ini disebut dengan tehnik diagnosis genetika pra-implantasi. Dengan tehnik ini, dapat dicari embrio yang bebas dari gen yang merugikan, yang kemudian akan di-implantasi (ditanam) di rahim sang ibu. Sebelumnya, tehnik ini sebenarnya telah dikembangkan untuk mendeteksi Fibrosis Kistik.
Fibrosis Kistik adalah suatu kelainan bawaan yang menyebabkan kerusakan berat pada paru-paru dan gangguan nutrisi. Hal ini disebabkan karena gangguan pada sel yang memproduksi kelenjar lendir, keringat, ludah dan saluran pencernaan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut menjadi tebal dan lengket, yang dapat menyumbat saluran seperti di paru-paru, yang dapat menyebabkan gagal nafas.
Dengan adanya teknik ini maka dapat dicegah sang anak menderita kanker dari orangtuanya. Bukan itu saja, gen yang merugikan tersebut dapat dihilangkan dan tidak diturunkan pada keturunan berikutnya.
Tapi ada beberapa peneliti yang menanyakan akan nilai etis tindakan tersebut. Apakah etis membuang embrio yang akan menyebabkan masalah kesehatan yang timbul setelah 20 tahun kemudian bahkan mungkin lebih? Bukan seperti deteksi untuk Fibrosis Kistik, dimana Fibrosis Kistik timbul segera setelah dilahirkan. Apakah itu suatu tindakan yang etis dilakukan? Nah, bagaimana menurut Anda sendiri?

Tidak ada komentar: