welcome in mai pages

bagaimana pun pendapat kamu tentang blog mai,
mai berharap blog yang mai buat berguna buat kamu

Selasa, 29 Januari 2008

penyakit alzheimer


Pdpersi, Jakarta - Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit degeneratif otak yang progresif, dimana sel-sel otak rusak dan mati sehingga mengakibatkan gangguan mental berupa kepikunan (demensia) yaitu terganggunya fungsi-fungsi memori (daya ingat), berbahasa, berpikir dan berperilaku. Sebagian besar demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer (60%). Demensia adalah suatu penyakit yang dapat ditatalaksana, dan demensia bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan!

peningkatan jumlah kasus pada kelompok usia yang lebih muda (sekitar 40 - 50 tahun).

Penyebab Alzheimer saat ini belum diketahui pasti, hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi faktor pembawa sifat (genetik) dan lingkungan. Menurut para pakar yang mempunyai resiko terkena Alzheimer adalah:

  • Usia menua: Alzheimer dijumpai sebanyak 3 % pada orang berusia 65 - 74 tahun, dan 30 % pada usia diatas 85 tahun.
  • Keturunan / genetik: riwayat demensia dalam keluarga.
  • lainnya: cedera kepala, pendidikan kurang (hipoaktivitas otak), hipertensi, sindrom Down, dan jumlah alel gen APO E4.

Hal-hal yang dianggap dapat melindungi seseorang dari Alzheimer adalah gen APO E2&3, pendidikan tinggi (aktivitas otak tinggi), pemakaian Estrogen, dan penggunaan obat anti inflamasi. Meskipun penyebab belum diketahui, namun gangguan mental demensia (kepikunan) ini telah dapat ditatalaksana dengan baik melalui berbagai upaya. Penatalaksanaan ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara mengatasi gejala kognitif dan perilaku serta memperbaiki fungsi kehidupan pasien sehari-hari.

Usia Senja

Dekade ke lima (usia lima puluhan) merupakan masa puncak karir sebelum pensiun. Memasuki usia enam puluhan kerap kali timbul kecemasan, apakah saya akan tetap berperan dalam keluarga/masyarakat, apakah saya akan kesepian dan hidup sendiri? Usia lanjut merupakan masa bersepuh emas dimana hampir seluruh tugas manusia dewasa (membesarkan anak, mencari nafkah, berprestasi dalam pekerjaan) sudah berlalu.

Usia lanjut adalah saat untuk menikmati kehidupan yang lebih baik, tetap beraktivitas, mencipta/kreatif dan bijaksana membagikan pengalaman hidup. Erickson mengatakan bahwa di usia lanjut dapat terjadi masa krisis bilamana seseorang gagal mencapai integritas diri dalam hidupnya, Integritas diartikan sebagai rasa puas bahwa hidupnya mempunyai arti dan telah mencapai keberhasilan.

Krisis terjadi bila timbul rasa putus asa, yaitu kehilangan harapan yang berakibat individu menarik diri dari interaksi sosial dan membenci lingkungannya. Seseorang dengan keadaan despair dapat mempunyai perasaan takut mati. Kemampuan seseorang menerima kenyataan masa lalu adalah salah satu kunci menuju integritas yang utuh.

Pada umur berapakah seseorang dikatakan berusia lanjut? Berpedoman pada WHO, usia lanjut adalah mereka yang berumur 60 - 74 tahun. Antara 75 - 90 tahun disebut tua, dan diatas 90 tahun disebut sangat tua.

Sejalan dengan pertambahan usia seluruh fungsi sistem tubuh berangsur-angsur menurun. Umumnya fungsi kognitif (daya pikir, daya ingat, perilaku dan kepribadian) tetap bertahan sekalipun fisik sudah renta jika tidak mengalami kepikunan (demensia).

Proses penuaan ini dipengaruhi sifat bawaan/keturunan dan paparan lingkungan seperti zat-zat yang merusak sel-sel tubuh (radikal bebas, sinar uv, polusi, penyakit, dll). Seseorang yang berusia 63 tahun bisa saja tampak seperti masih berusia 50 tahun secara biologis. Sebaliknya seorang yang baru berusia 40 tahun dapat berpenampilan seperti nenek usia 60 tahun jika terjadi proses penuaan dini karena penyakit atau sebab lainnya.

Tanda-tanda Demensia/Pikun

  • Lupa kejadian yang baru dialami. Lupa akan nama teman, nomor telepon rekan bisnis dan pekerjaan adalah hal yang biasa terjadi, masih dapat dikatakan normal karena biasanya kita masih dapat mengingatnya lagi beberapa saat kemudian. Orang dengan kepikunan / demensia mengalami kelupaan yang sangat sering sehingga mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari, dan mereka tidak dapat mengingat kembali kejadian yang baru dialaminya sekalipun telah dicoba mengingatkan kembali.
  • Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari. Seseorang yang penuh kesibukan bisa saja meninggalkan dapur dalam keadaan berantakan dan baru ingat untuk menghidangkan dan merapikannya setelah hampir selesai makan. Seseorang dengan demensia Alzheimer mungkin dapat menyiapkan makanan di dapur tetapi kemudian bukan hanya tidak ingat untuk menghidangkannya di meja makan bahkan ia juga lupa bahwa ia telah memasak makanan didapur.
  • Kesulitan dalam berbahasa. Kadang-kadang seseorang mengalami kesulitan untuk mencari kata yang tepat untuk berbicara, tetapi orang dengan penyakit Alzheimer dapat lupa kata-kata yang sederhana atau menggantikannya dengan kata yang tidak sesuai, sehingga kalimat yang diucapkannya tidak dapat dimengerti.
  • Disorientasi waktu dan tempat. Lupa nama hari atau tempat tujuan untuk sesaat masih termasuk normal. Akan tetapi jika terjadi lupa tempat dimana ia berada, tersesat di jalan yang biasa dikenalnya, tidak tahu bagaimana ia sampai di tempat tsb dan tidak bisa mencari jalan pulang ke rumahnya sendiri maka hal ini menunjukkan gejala penyakit Alzheimer.
  • Tidak mampu membuat keputusan. Seorang ibu dapat terlarut, asyik dan tenggelam dalam aktivitasnya sementara waktu sampai lupa memperhatikan anak-anaknya. Tetapi orang dengan Alzheimer akan lupa sama sekali bahwa ia tengah menjaga anak-anaknya. Bisa jadi iapun berpakaian tidak sebagaimana mestinya, misalnya memakai baju berlapis-lapis atau pergi ke kantor dengan pakaian tidur.
  • Kesulitan berpikir abstrak. Penderita Alzheimer akan mengalami kesulitan dalam hitung menghitung, kalimat majemuk dan peribahasa maupun pemahaman konsep.
  • Salah menaruh barang-barang. Setiap orang bisa saja lupa dimana menaruh kunci atau dompet. Seseorang dengan penyakit Alzheimer mungkin dapat meletakkan benda-benda di tempat yang tidak seharusnya misalnya seterika ditaruh di dalam kulkas, atau arloji diletakkan di dalam panci.
  • Perubahan suasana perasaan dan perilaku. Setiap orang bisa merasa sedih dan murung dari waktu ke waktu. Seorang penderita Alzheimer dapat memperlihatkan perubahan suasana perasaaan dalam waktu singkat, dari tenang-tenang tiba-tiba menjadi menangis atau marah tanpa suatu alasan yang jelas.
  • Perubahan kepribadian. Meskipun usia dapat berpengaruh terhadap perubahan kepribadian, namun seseorang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan perubahan kepribadian yang drastis, misalnya menjadi pencuriga, penakut atau mudah bimbang dan kebingungan.
  • Kehilangan inisiatif. Merasa lelah terhadap pekerjaan rumah tangga, aktivitas bisnis atau kegiatan sosial lainnya adalah normal bila setelah beberapa waktu mempunyai minat kembali. Seseorang dengan Alzheimer dapat menjadi sangat pasif dan apatis sehingga diperlukan usaha keras dan untuk menarik minatnya agar mau ikut beraktivitas.

Pencegahan demensia

Apakah demensia / kepikunan dapat dicegah? Sebenarnya kepikunan dapat diperlambat munculnya dengan cara memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan fungsi otak (olah raga, sosialisasi, berkarya). Makanan yang sehat dan bergizi, kesehatan mental dan fisik juga berperan dalam munculnya gangguan demensia.

Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa pemakaian hormon estrogen, penggunaan obat anti inflamasi, nikotin dan hormon pemacu pertumbuhan bisa memperlambat terjadinya kepikunan. Pengenalan dini terhadap gangguan ini sangat berarti dalam menatalaksana pasien dan keluarganya. Jika proses demensia telah berlanjut maka biasanya penatalaksanaan menjadi lebih kompleks.

Penatalaksanaan

Apa yang harus dilakukan jika dijumpai gejala-gejala pikun/demensia pada orang yang kita cintai? Pertama-tama buatlah perjanjian untuk memeriksakan diri anda ke dokter. Diskusikan gejala yang anda alami dan menjadi masalah atau mengganggu tugas anda sehari-hari. Biasanya dokter yang memeriksa akan merujuk pasien pada dokter spesialis (psikiater, neurolog dan geriater) agar dilakukan pemeriksaan lebih teliti dan mendalam.

Disamping itu ada juga lembaga swadaya masyarakat seperti asosiasi Alzheimer setempat yang dapat memberikan informasi dan bantuan yang diperlukan dalam menangani penderita Alzheimer. Kelompok-kelompok pendukung pelaku rawat (caregiver support group) sangat menunjang penatalaksanaan yang diberikan pada pasien. Karena bukan hanya obat yang diperlukan, tetapi terlebih-lebih adalah cara-cara merawat dan bersikap terhadap penderita Alzheimer sangat penting untuk keberhasilan terapi.

Baik keluarga, penderita maupun caregiver perlu mendapat pengetahuan yang mencukupi tentang penyakit Alzheimer agar mampu bekerja sama dengan dokter yang merawat. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan / aktivitas bagi para penyandang demensia berupa day care, community services dll sangat berarti dalam meningkatkan kualitas hidup penderita Alzheimer.

Informasi tentang Alzheimer dapat diperoleh di: AAzI (Asosiasi Alzheimer Indonesia) Sekertariat: jl. Pusdika RT 008 RW 07 KM. 17 Cibubur, Jakarta 13720


Tidak ada komentar: